26 Oktober 2010

Jakarta dan Banjir

      Ibukota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, industri, maupun pusat ekonomi Indonesia. Di kota ini banyak orang menggantungkan cita-cita, angan-angan, dan doanya agar sukses bila kelak kembali ke kampung mereka masing-masing. Tak dapat dipungkiri kota Jakarta mempunyai daya magis yang kuat untuk menarik minat para pendatang untuk sekedar berkunjung maupun untuk mencoba peruntungan di ibukota. Saat ini mungkin jumlah penduduk kota Jakarta sudah melebihi kapasitas yang seharusnya.

Banjir di kota besar


      Dampaknya, kota Jakarta menjadi rawan macet dimana-mana. Kemarin, tepatnya tanggal 25 Oktober 2010 kota Jakarta ditimpa dua musibah sekaligus, yaitu : macet total dan banjir. Senin kemarin mungkin menjadi hari yang naas bagi orang-orang yang tinggal di Jakarta. Selain macet yang sudah menjadi "kebiasaan" di Jakarta, mereka juga dihadapkan dengan bajir yang di akibatkan hujan turun sejak pagi hingga malam di Jakarta.



      Bila ditilik kembali, "Apasih yang menyebabkan Jakarta bisa banjir??", mungkin secara umum bisa dikatakan kesalahan semua orang. "Mengapa demikian??", karena banjir dikota Jakarta terdapat andil semua orang didalamnya. Mulai dari kebiasaan orang membuang sampah sembarangan, tidak adanya kegiatan gotong-royong yang memiliki andil yang besar dalam mengurangi dampak banjir, dibangunnya gedung-gedung pencakar langit yang "sporadis" sehingga melupakan sarana ruang hijau untuk penyerapan air, sampai kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang penulis rasa "kurang efektif" dalam menyelesaikan masalah banjir di kota Jakarta. Contohnya saja, kebijakan pemerintah soal Banjir Kanal Timur dan Barat yang sampai sekarang belum juga dirasakan manfaatnya bagi warga Jakarta. Padahal "proyek" tersebut sudah menelan dana miliar-an hingga triliyun-an rupiah.

      Sebenarnya disini penulis bukan mau mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, tetapi hanya ingin mengajak para pembaca untuk kembali mengoreksi diri masing-masing. "Apasih yang sudah kita lakukan untuk mengurangi dampak banjir di daerah kita masing-masing??", untuk itu mulai dari sekarang mari kita lakukan yang kita bisa untuk mengurangi dampak banjir. Mulai dari rumah kita masing-masing dengan menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya, serta menggalakkan lagi gotong royong di sekitar lingkungan tempat kita tinggal.

      Ingat, banjir bisa mengancam kita sewaktu-waktu bila kita mulai "meremehkan" alam ini. Semoga tulisan ini bisa jadi bahan renungan kita bersama.

1 komentar:

  1. amien,,,,ya smga saja masyarakat semakin sadar betapa indahnya kalo kita dapat menjga lingkungn disekitar kita

    BalasHapus